21 June 2016
Sepasang Homo Lebih Serem dari Valak
Di bulan yang suci ini, gue dan kodok berencana untuk bukber di rumah gue. Berhubung makin populernya sosok valak di film conjuring 2, si kodok ngajakin nonton film itu setelah bukber. Gue pribadi bukan orang yang suka nonton di bioskop, lebih asik nonton konser idol K-pop gitu deh, berdiri bersama para ELF, jingkrak-jingkrak, teriak “Kyuhyun Oppa!” sambil nonton Kyuhyun di layar karena posisi gue sangat jauh dari panggung, itulah rasanya nge-live tapi ga mampu beli tiket festival. Wkwk.
Back to topic. Oh ya sebelumnya mau certain juga soal bukbernya nih. Kebetulah ini pertama kalinya gue bukber bareng keluarga gue dan si doi. Dan kayanya ini juga kali pertama buat kodok bukber bareng keluarga pacarnya, soalnya dia bisik-bisik ke gue “Kasih tau aku kalo sikap aku salah. Soalnya aku belum pernah bukber begini sebelumnya.” Boleh dong kalo gue asumsikan dia baru pertama kali. Cieeee
Di hari itu, kita berdua udah sepakat untuk download video conjuring dan nonton di netbook gue. Duh pelit ya? Kenapa ga di bioskop aja? Selagi bisa download dan nonton gratisan kenapa ga? Otak anak ekonomi, wajar kalo rasional. Hehe. Lagian gue ngga dapetin sensasi apapun kalo nonton di bioskop. Ini serius.
Setelah berbuka puasa, kita keluar rumah karena mau nonton video itu di tempat sebangsa sevel. Nemu deh Circle K, akhirnya kita kesana. Waktu itu gue dan kodok sempet bete-betean di jalan, biasa lah namanya juga pacaran, lagi masanya untuk berantem lucu gitu. Hehe. Di Circle K, kita ngobrol sebentar untuk bahas masalah sampe akhirnya kodok bilang
“Mau aku maafin ngga? Tapi ada syaratnya”
“Iya” (pokoknya *syarat dan ketentuan berlaku)
“Kamu samperin dua cowok yang di sana, terus kamu tanyain ‘eh lu homo ya?’. Hihihi”
“Apa sih? Terus kalo aku tanyain gitu aku dimaafin?”
“Bercanda”
Apa banget coba si kodok? Bercandanya ngga lucu. Gue pikir cuma ada dua orang duduk di sebrang sana aja si kodok iseng banget sampe ngeledekin homo.
Udah sekitar 15 menit kita nonton Conjuring. Tiba-tiba kodok rame lagi, “Tuh, tuh. Homo”. Gue nengok ke depan dan apakah yang terlihat saudara-saudara? Mereka lagi duduk berdempetan sambil selfie. Iiiuuuuhhh… hampir sejam gue ngga fokus nonton conjuring karena di depan gue ada homo yang sedang bercumbu dan ternyata itu lebih serem lagi valak. Gue sempet nanya sama kodok, “Yang jadi cewek yang mana?”. Saat itu dia belum tau sampe akhirnya doi nunjuk ke salah 1 cowok di situ, dia bilang kalo cowok itulah yang berperan menjadi ceweknya. Yang gue liat si tu cowok lagi nyender-nyeder manjah gitu sama cowoknya. Subhanallah T-T
Di luar dari konteks agama, LGBT menjadi permasalahan utama bagi negara selain narkoba dan terrorisme. Heran deh sama mereka yang punya orientasi seksual menyimpang tapi malah minta perlindungan HAM dan lucunya lagi Komnas HAM malah membantu mereka dengan mengatasnamakan HAM. Wah wah wah. LGBT menjadi bukti kalo generasi muda Indonesia sedang krisis moral. Apa tindakan pemerintah untuk mengatasi ini?
Oh iya btw, selamat ultah buat kota metropolitan! Semoga DKI Jakarta menjadi kota yang semakin ramah, bermoral, tertata, santun, dan berbudaya #JKT489
08 June 2016
Untuk yang Selalu Ada
Bagaikan angin yang meniup kincir agar terus berputar
Tanpa diminta, angin selalu hadir tiba-tiba saat kincir itu membutuhkan
Bagaikan bayangan yang berada di balik cahaya
Bayangan tidak pernah meninggalkannya sendirian
Tetap menjaga meskipun bayangan berada di belakang
Meskipun bayangan kadang tidak terlihat tapi ia tetap ingin berada di dekat cahaya
Tangan yang tiba-tiba berada di pundakku
Untuk memberitahu bahwa aku bisa
Senyum yang tiba-tiba muncul dari bibir itu
Untuk memberi kekuatan saat aku lemah
Tatapan yang tiba-tiba muncul dari mata tajam itu
Untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja
Yang tiba-tiba menggenggam lenganku dengan kuat
Dalam sekejap bisa membuatku tidak khawatir lagi
Jari yang tiba-tiba mengelus pipiku
Untuk menghapus air mata ini
Sapaan yang tiba-tiba kamu teriakkan dari kejauhan
Yang terkadang membuat teman-temanku iri
Candaan konyol yang muncul dari mulut usil itu
Agar aku tertawa dan tersenyum di saat yang bersamaan
Kenapa kamu melakukannya saat itu?
Apakah aku berarti bagimu?
Maaf…
Kamu yang tidak pernah lelah untuk terus menatapku
Tapi aku malah menatap ke arah yang lain
Aku yang tidak peka karena tidak merasakan kehadiranmu
Aku yang terlalu dingin dalam menanggapi kehangatanmu
Aku yang naif karena terus menatap ke arah yang sia-sia
Aku yang bodoh karena baru tersadar sekarang
Apa aku terlambat?
Ternyata tidak
Kamu masih di situ dengan senyum, tatapan, dan kehangatan yang sama
Bolehkah sekarang aku membalas senyuman itu dengan senyuman juga?
Bolehkah sekarang aku membalas tatapan itu dengan menatapmu juga?
Bolehkah sekarang aku membalikkan badan dan melangkah menghampirimu?
Kamu sudah mengejar cukup lama bukan?
Biarkan rasa ini yang menyembuhkanmu dari sakitnya mengejar ketidakpastian
Terima kasih…
Kamu mau memperjuangkan aku sampai sejauh ini
Kamu yang dulu selalu mengisi kekosongan hari-hariku
Sekarang menjadi pengisi di kekosongan hati ini
Menjadi obat untuk luka ini
Menjadi penjaga untuk diri yang manja ini
Kamu yang selalu memberi pundak untuk aku bersandar
Kamu yang selalu memberi kecupan manis di kening ini
Tuhan, Aku bersyukur…
Engkau Sang Pencipta telah menciptakan dia untukku
Engkau Yang Maha Kuasa telah mendekatkan aku dan dia
Engkau Yang Maha Penyayang telah membuatnya menyayangiku
Sayang…
Teruslah seperti ini
Teruslah kamu menjadi alasan untuk aku tersenyum bahagia setiap harinya
Aku sangat mencintaimu, masa depanku
Tanpa diminta, angin selalu hadir tiba-tiba saat kincir itu membutuhkan
Bagaikan bayangan yang berada di balik cahaya
Bayangan tidak pernah meninggalkannya sendirian
Tetap menjaga meskipun bayangan berada di belakang
Meskipun bayangan kadang tidak terlihat tapi ia tetap ingin berada di dekat cahaya
Tangan yang tiba-tiba berada di pundakku
Untuk memberitahu bahwa aku bisa
Senyum yang tiba-tiba muncul dari bibir itu
Untuk memberi kekuatan saat aku lemah
Tatapan yang tiba-tiba muncul dari mata tajam itu
Untuk memastikan bahwa aku baik-baik saja
Yang tiba-tiba menggenggam lenganku dengan kuat
Dalam sekejap bisa membuatku tidak khawatir lagi
Jari yang tiba-tiba mengelus pipiku
Untuk menghapus air mata ini
Sapaan yang tiba-tiba kamu teriakkan dari kejauhan
Yang terkadang membuat teman-temanku iri
Candaan konyol yang muncul dari mulut usil itu
Agar aku tertawa dan tersenyum di saat yang bersamaan
Kenapa kamu melakukannya saat itu?
Apakah aku berarti bagimu?
Maaf…
Kamu yang tidak pernah lelah untuk terus menatapku
Tapi aku malah menatap ke arah yang lain
Aku yang tidak peka karena tidak merasakan kehadiranmu
Aku yang terlalu dingin dalam menanggapi kehangatanmu
Aku yang naif karena terus menatap ke arah yang sia-sia
Aku yang bodoh karena baru tersadar sekarang
Apa aku terlambat?
Ternyata tidak
Kamu masih di situ dengan senyum, tatapan, dan kehangatan yang sama
Bolehkah sekarang aku membalas senyuman itu dengan senyuman juga?
Bolehkah sekarang aku membalas tatapan itu dengan menatapmu juga?
Bolehkah sekarang aku membalikkan badan dan melangkah menghampirimu?
Kamu sudah mengejar cukup lama bukan?
Biarkan rasa ini yang menyembuhkanmu dari sakitnya mengejar ketidakpastian
Terima kasih…
Kamu mau memperjuangkan aku sampai sejauh ini
Kamu yang dulu selalu mengisi kekosongan hari-hariku
Sekarang menjadi pengisi di kekosongan hati ini
Menjadi obat untuk luka ini
Menjadi penjaga untuk diri yang manja ini
Kamu yang selalu memberi pundak untuk aku bersandar
Kamu yang selalu memberi kecupan manis di kening ini
Tuhan, Aku bersyukur…
Engkau Sang Pencipta telah menciptakan dia untukku
Engkau Yang Maha Kuasa telah mendekatkan aku dan dia
Engkau Yang Maha Penyayang telah membuatnya menyayangiku
Sayang…
Teruslah seperti ini
Teruslah kamu menjadi alasan untuk aku tersenyum bahagia setiap harinya
Aku sangat mencintaimu, masa depanku
06 June 2016
Gue yang Ngomong Gitu, tapi Di-cut
Di semester 4 ini ada matkul baru yaitu Akuntansi Keberlanjutan, bisa dibilang angkatan gue jadi generasi pertama yang dapet matkul tersebut. Gue udah panik aja, “duh. Nambah lagi satu akuntansi”, tapi ternyata isi matkul ini ngga seberat namanya, walaupun tetep ada hitung2annya. Di matkul akber ada tugas lucu yaitu harus bikin video tentang CSR. Apa itu CSR? CSR adalah singkatan dari Corporate Social Responsibility, dari singkatannya aja udah tau lah ya maksud dari CSR itu apa. Gue usul kepada team gue untuk ngeliput fasilitas-fasilitas di DKI Jakarta yang merupakan hasil dari CSR beberapa perusahaan. Akhirnya kita melakukan liputan di Kalijodo, Waduk Pluit, salah satu taman kota, dan Bus City Tour.
Di hari pertama shooting video, kita lakukan di Kalijodo dan Waduk Pluit. Saat di Waduk Pluit, gue dan team (sebut aja the kepret) lagi foto-fotoan di logo besar bertuliskan “WADUK PLUIT”, tau kan kalo huruf-huruf besar gitu pasti lubang hurufnya tuh lucu banget? Ada aja yang mau nongolin muka di lubang huruf A dan D. wkwk π . Nah di sela-sela kita fotoan, ada 2 orang bapak-bapak yang ngeledekin kita, salah satunya mengenakan kaos dengan tulisan “back to crime”, huhuhu serem lah yaa π¨. Sekitar 10 menit kita ada dialog kecil dengan mereka sampai akhirnya satu bapak bilang kalo mereka sedang ada liputan di Waduk Pluit dan mereka meminta kita agar bersedia diwawancara untuk video mereka. Gue si mikirnya cuma obrolan kosong tapi setelah kita jalan-jalan dan kembali lagi ternyata mereka beneran nungguin kita.
Salah satu temen gue namanya Resa Mustika Rade Gatra alias Echa alias Echatime alias Si Autis alias Cewek Gila (kaya teroris namanya banyak) adalah satu satu orang yang paling fanatik dengan gubernur DKI yang sekarang. Si cewe Chinese yang rambutnya kesiram bumbu sate ini (sering dicengin gitu gara2 rambutnya di bleaching pirang ππ), dia udah ngasih KTP buat ngedukung jagoannya maju independent di Pilkada 2017. Gercep ngga tuh? Saat diminta wawancara untuk berpendapat soal waduk, si Echa ini udah maju paling duluan, entah mau bangga2in jagoannya atau emang mau eksis biar gampang dapet jodoh *lho? π· Kita berempat masih di belakang dan ogah-ogahan. Ya gimana ya? Gue kesel juga kenapa dadakan wawancara? Apalagi video dimasukin ke Youtube, kan gue malu kalo ngga dandan. Temen2 nyuruh gue join juga dengan alasan “Elis lebih ngerti soal ginian. Udah lu aja sama Echa.” Akhirnya kita berlima duduk dengan urutan dari kanan: Echa, gue, Al, Isma, Jeje. Kata Isma itu formasi yang pas banget karena 2 hijabers di tengah-tengah 3 Chinese, bodo amat lah ya bahkan gue ngga ngeh sama gituan. Wkwk. π
Lucunya, Echa malah nanya ke bapak2 itu
“Kalo di wawancara saya bawa nama tokoh boleh ngga?”
Si bapak bertanya kembali, “Hm? Misalnya…?”
Gue yang blak-blakan di situ, “Dia teman A*** pak, KTPnya aja udah dia kasih buat ngedukung”
“Oh gitu, boleh ngga apa-apa”
Kita baru pertama kali bertemu di sana, ngga kenal siapa, ngga tau maksud dan tujuannya kemana. Gue pribadi bukan orang yang banyak nanya, hanya analisis dan berasumsi sendiri.
Si bapak nanya, “Jurusan akuntansi dari universitas mana nih?”
Kita jawab “Universitas ***” (ih kamu kepo ya? π Wkwk π )
“Wah anak buahnya A*** semua nih”
Dalam hati, “Njir. Gue emang satu almet tapi bukan berarti gue ngedukung dia”. Udah ketara ni para bapak-bapak maunya apa. Seketika gue ngantuk π΄
Di awali dengan pertanyaan sederhana, “CSR itu apa sih?”, lalu “Apa pendapat kalian tentang Waduk Pluit?”.
Kalo kata si Kodok, “Mayday! Mayday! Ada yang mulutnya mulai gatel pengen berargument!”
(btw, ngomongin Kodok, gue udah 2 hari ngga ketemu dia. Kangen π’ #SalahFokus)
Echa ngejelasin panjang kali lebar deh tuh soal Waduk Pluit, ngga berhenti-berhenti coy. Sampe kita berempat bisik-bisikan, gue bilang “Kayanya bagian Echa bakal banyak yang di-cut nih. Yakin gue”. Ini orang berargument apa lagi curhatin mantan? Panjang bener π. Si Isma aja sampe ngedumel, “Apa lu pada bakal biarin Echa untuk terus ngomong?”, wkwk kocak. Akhirnya gue tepuk paha Echa, itu isyarat paling efektif untuk minta seseorang berhenti ngomong atau berargument. Cara itu udah biasa gue gunain di forum internal, dan ternyata Echa paham. Entah dia paham atau kaget. Ucapan yang gue inget si gue bilang begini di tengah wawancara,
“Waduk Pluit adalah salah satu fasilitas yang ada di DKI Jakarta yang merupakan hasil dari CSR beberapa perusahaan swasta. Info yang kami dapatkan yaitu ternyata warga DKI dimanjakan oleh fasilitas yang hampir 50% adalah hasil CSR. Dan ternyata kebijakan ini sempat dipermasalahkan oleh pihak DPRD. …”
Gue baru ngambil napas buat ngoceh lagi, si bapak udah motong. Pokoknya dia ngebelain abis-abisan. Intinya dia bilang kalo CSR perusahaan tidak pernah berupa uang melainkan selalu dalam bentuk fasilitas. Sebenernya itu juga yang mau gue ucapin sampe akhirnya dipotong sepihak. Agak kesel sama orang ini, si Echa ngoceh panjang lebar kaya lagi ngomongin pacar barunya mantan, ngga di cut sama sekali. Sekalinya gue ngoceh begitu langsung diganggu. Huft π₯
Wawancara masih berlangsung, dari pembahasan penggusuran, biaya penyewaan rusun, sengketa tanah dan bangunan. Gue tetep ngejelasin apa permasalahan yang terjadi tapi emang ngga maksimal karena ngga ada persiapan sama sekali. Walaupun dulu pernah dua kali juara 1 debat Bahasa Indonesia tanpa persiapan, tapi yang sekarang masalahnya lebih kompleks dan gue ngga bisa bicara ngawur lagi kaya jaman putih-abu dulu.
Dari wawancara selama 15 menit, bisa dibilang yang banyak ngomong itu Echa dan gue. Di akhir wawancara si bapak bilang “Seminggu lagi video muncul di Youtube, cari aja hashtag ‘guenyangngomonggituh’.”
Pas jalan pulang gue bilang ke temen-temen, “Paling nanti pas video muncul, bagian gue di-cut semua. Udah ketara tu orang ngedukung siapa. Mana mau ucapan pedes gue ditampilin juga di situ?”.
Seminggu kemudian, gue baru masuk kelas.
Isma bilang “Videonya udah muncul di Youtube. Mau liat ga?”
“Bagian gue di-cut semua ya?”
“Iya. Hahaha. Yang ada cuma bagian wawancara Echa”
“Ketara. Ogah! Gue ngga mau liat π”
Banyak nilai moral yang gue ambil dari pengalaman ini. Pertama, saat masa pilpres gue berada di fase yang mana fanatik dengan salah satu calon, tapi bukan berarti gue harus menutup mata dengan keburukan jagoan gue dan keunggulan capres lainnya. Gue tetep berusaha objektif. Tapi si bapak-bapak ini ngga nunjukkin itu sama sekali. Bisa dibilang mereka takut dengan menampilkan bagian gue dapat menurunkan elektabilitas jagoannya. Aiiihh. Anti-kritik kah? π
Satu lagi yang bikin gue kesel, saat gue berargument malah langsung dipotong sepihak. Prinsip gue dalam berargument adalah quote dari Mantan Presiden, Pak SBY, “Mendengarkan adalah penyempurna kepribadian”. Itulah sebabnya ada 2 kuping dan hanya ada 1 mulut. Sekian.
Di hari pertama shooting video, kita lakukan di Kalijodo dan Waduk Pluit. Saat di Waduk Pluit, gue dan team (sebut aja the kepret) lagi foto-fotoan di logo besar bertuliskan “WADUK PLUIT”, tau kan kalo huruf-huruf besar gitu pasti lubang hurufnya tuh lucu banget? Ada aja yang mau nongolin muka di lubang huruf A dan D. wkwk π . Nah di sela-sela kita fotoan, ada 2 orang bapak-bapak yang ngeledekin kita, salah satunya mengenakan kaos dengan tulisan “back to crime”, huhuhu serem lah yaa π¨. Sekitar 10 menit kita ada dialog kecil dengan mereka sampai akhirnya satu bapak bilang kalo mereka sedang ada liputan di Waduk Pluit dan mereka meminta kita agar bersedia diwawancara untuk video mereka. Gue si mikirnya cuma obrolan kosong tapi setelah kita jalan-jalan dan kembali lagi ternyata mereka beneran nungguin kita.
Salah satu temen gue namanya Resa Mustika Rade Gatra alias Echa alias Echatime alias Si Autis alias Cewek Gila (kaya teroris namanya banyak) adalah satu satu orang yang paling fanatik dengan gubernur DKI yang sekarang. Si cewe Chinese yang rambutnya kesiram bumbu sate ini (sering dicengin gitu gara2 rambutnya di bleaching pirang ππ), dia udah ngasih KTP buat ngedukung jagoannya maju independent di Pilkada 2017. Gercep ngga tuh? Saat diminta wawancara untuk berpendapat soal waduk, si Echa ini udah maju paling duluan, entah mau bangga2in jagoannya atau emang mau eksis biar gampang dapet jodoh *lho? π· Kita berempat masih di belakang dan ogah-ogahan. Ya gimana ya? Gue kesel juga kenapa dadakan wawancara? Apalagi video dimasukin ke Youtube, kan gue malu kalo ngga dandan. Temen2 nyuruh gue join juga dengan alasan “Elis lebih ngerti soal ginian. Udah lu aja sama Echa.” Akhirnya kita berlima duduk dengan urutan dari kanan: Echa, gue, Al, Isma, Jeje. Kata Isma itu formasi yang pas banget karena 2 hijabers di tengah-tengah 3 Chinese, bodo amat lah ya bahkan gue ngga ngeh sama gituan. Wkwk. π
Lucunya, Echa malah nanya ke bapak2 itu
“Kalo di wawancara saya bawa nama tokoh boleh ngga?”
Si bapak bertanya kembali, “Hm? Misalnya…?”
Gue yang blak-blakan di situ, “Dia teman A*** pak, KTPnya aja udah dia kasih buat ngedukung”
“Oh gitu, boleh ngga apa-apa”
Kita baru pertama kali bertemu di sana, ngga kenal siapa, ngga tau maksud dan tujuannya kemana. Gue pribadi bukan orang yang banyak nanya, hanya analisis dan berasumsi sendiri.
Si bapak nanya, “Jurusan akuntansi dari universitas mana nih?”
Kita jawab “Universitas ***” (ih kamu kepo ya? π Wkwk π )
“Wah anak buahnya A*** semua nih”
Dalam hati, “Njir. Gue emang satu almet tapi bukan berarti gue ngedukung dia”. Udah ketara ni para bapak-bapak maunya apa. Seketika gue ngantuk π΄
Di awali dengan pertanyaan sederhana, “CSR itu apa sih?”, lalu “Apa pendapat kalian tentang Waduk Pluit?”.
Kalo kata si Kodok, “Mayday! Mayday! Ada yang mulutnya mulai gatel pengen berargument!”
(btw, ngomongin Kodok, gue udah 2 hari ngga ketemu dia. Kangen π’ #SalahFokus)
Echa ngejelasin panjang kali lebar deh tuh soal Waduk Pluit, ngga berhenti-berhenti coy. Sampe kita berempat bisik-bisikan, gue bilang “Kayanya bagian Echa bakal banyak yang di-cut nih. Yakin gue”. Ini orang berargument apa lagi curhatin mantan? Panjang bener π. Si Isma aja sampe ngedumel, “Apa lu pada bakal biarin Echa untuk terus ngomong?”, wkwk kocak. Akhirnya gue tepuk paha Echa, itu isyarat paling efektif untuk minta seseorang berhenti ngomong atau berargument. Cara itu udah biasa gue gunain di forum internal, dan ternyata Echa paham. Entah dia paham atau kaget. Ucapan yang gue inget si gue bilang begini di tengah wawancara,
“Waduk Pluit adalah salah satu fasilitas yang ada di DKI Jakarta yang merupakan hasil dari CSR beberapa perusahaan swasta. Info yang kami dapatkan yaitu ternyata warga DKI dimanjakan oleh fasilitas yang hampir 50% adalah hasil CSR. Dan ternyata kebijakan ini sempat dipermasalahkan oleh pihak DPRD. …”
Gue baru ngambil napas buat ngoceh lagi, si bapak udah motong. Pokoknya dia ngebelain abis-abisan. Intinya dia bilang kalo CSR perusahaan tidak pernah berupa uang melainkan selalu dalam bentuk fasilitas. Sebenernya itu juga yang mau gue ucapin sampe akhirnya dipotong sepihak. Agak kesel sama orang ini, si Echa ngoceh panjang lebar kaya lagi ngomongin pacar barunya mantan, ngga di cut sama sekali. Sekalinya gue ngoceh begitu langsung diganggu. Huft π₯
Wawancara masih berlangsung, dari pembahasan penggusuran, biaya penyewaan rusun, sengketa tanah dan bangunan. Gue tetep ngejelasin apa permasalahan yang terjadi tapi emang ngga maksimal karena ngga ada persiapan sama sekali. Walaupun dulu pernah dua kali juara 1 debat Bahasa Indonesia tanpa persiapan, tapi yang sekarang masalahnya lebih kompleks dan gue ngga bisa bicara ngawur lagi kaya jaman putih-abu dulu.
Dari wawancara selama 15 menit, bisa dibilang yang banyak ngomong itu Echa dan gue. Di akhir wawancara si bapak bilang “Seminggu lagi video muncul di Youtube, cari aja hashtag ‘guenyangngomonggituh’.”
Pas jalan pulang gue bilang ke temen-temen, “Paling nanti pas video muncul, bagian gue di-cut semua. Udah ketara tu orang ngedukung siapa. Mana mau ucapan pedes gue ditampilin juga di situ?”.
Seminggu kemudian, gue baru masuk kelas.
Isma bilang “Videonya udah muncul di Youtube. Mau liat ga?”
“Bagian gue di-cut semua ya?”
“Iya. Hahaha. Yang ada cuma bagian wawancara Echa”
“Ketara. Ogah! Gue ngga mau liat π”
Banyak nilai moral yang gue ambil dari pengalaman ini. Pertama, saat masa pilpres gue berada di fase yang mana fanatik dengan salah satu calon, tapi bukan berarti gue harus menutup mata dengan keburukan jagoan gue dan keunggulan capres lainnya. Gue tetep berusaha objektif. Tapi si bapak-bapak ini ngga nunjukkin itu sama sekali. Bisa dibilang mereka takut dengan menampilkan bagian gue dapat menurunkan elektabilitas jagoannya. Aiiihh. Anti-kritik kah? π
Satu lagi yang bikin gue kesel, saat gue berargument malah langsung dipotong sepihak. Prinsip gue dalam berargument adalah quote dari Mantan Presiden, Pak SBY, “Mendengarkan adalah penyempurna kepribadian”. Itulah sebabnya ada 2 kuping dan hanya ada 1 mulut. Sekian.
05 June 2016
Di Balik 12 Mei
12 Mei menjadi tanggal paling bersejarah bagi suatu kampus. Itulah salah satu alasan kenapa orang tua gue nyuruh gue kuliah di sana, padahal yang bayar kuliah juga gue sendiri -__- wkwk. Ngomong2 soal 12 Mei, atau bahasa formalnya “Tragedi 12 Mei 98”, kampus gue ngga pernah mengabaikan tanggal ini dan selalu mengisi kegiatan atau aksi yang diharapkan dapat menyadarkan pemerintah bahwa kami masih terus menuntut keadilan untuk keempat alm. abang-abangan yang telah gugur dalam perjuangan reformasi. Apa sih reformasi? Apa sih 12 Mei 98? Siapa aja sih yang telah gugur? Silahkan pelajari sendiri, hehehe π Btw, banyak hal yang ngga bisa dishare sembarangan di sini kecuali reader pribadi cobain langsung kuliah di sana. Dududududu. At least gue cuma share biar yang bukan mahasiswa kampus sono pun bisa ngerasain euforia 12 Mei, yang diketahui bahwa Aksi 12 Mei hanya milik kampus gue (aiih eksklusif coy π).
12 Mei 2016 ini jadi tahun kedua gue ikut aksi. Bedanya, dulu gue cuma jadi peserta tapi tahun ini angkatan gue yang jadi panitia. Dulu almet gue masih sepi, masih ori dari tukang jaitnya, kalo di aksi tahun ini Alhamdulillah emblem udah nambah. Da abdi mah naon atuh cuma punya 1 almet, 5 emblem, dan 1 pin? π’Bedanya lagi, tahun ini gue ngga sendirian di aksi, ada cem-ceman, sebut aja “Kodok”. Nah si Kodok punya jabatan yang riskan di fakultas. Perbedaan yang paling mencolok dari acara 12 Mei fakultas tahun ini adalah terlihat dari tema. Alhamdulillah setelah beberapa tema yang gue usulkan akhirnya ada 1 tema dari gue yang disetujui, tema tersebut tertera di baju acara, spanduk, sticker, dan slayer.
Sebelum certain acaranya, mugkin bakal lebih nyambung kalo tau kondisi mahasiswa di sana. Biasanya, setiap mahasiswa pasti terdidik untuk bangga dengan fakultasnya, tak terkecuali gue. Fakultas gue familiar dengan kata “independent”, kenapa? Karena itulah kondisinya. Di tanggal 12 Mei, fakultas gue punya acara sendiri yaitu ziarah, di acara tersebut fakultas gue ngundang peserta dari beberapa himpunan fakultas sebelah. Acara tersebut dihadiri oleh ibunda dari salah satu alm. Abang kami yang gugur, alm. Abang tersebut pun dari fakultas yang sama makanya kami bisa memegang acara sakral seperti ziarah ini.
Setelah ziarah biasanya kami ke Monas, sebenernya tergantung acara tiap angkatan sih tapi gue ceritain acara di 2 tahun yang gue alamin aja. Di 12 Mei 2015, kami ke Monas lalu bagikan sticker dan bunga ke pengendara yang berhenti di lampu merah, kurang tau pasti lampu merah mana tapi yang jelas dekat gerbang tugu Monas. Nah kalo tahun lalu ada yang lewat sana terus liat ada cewek badai pake almet lagi bagiin bunga, itu pasti gue. hehehe π Di 12 Mei tahun ini gue ikut long march di Monas. Bagi kebanyakan cewek mungkin akan ngerasa capek saat ikut long march, apalagi kalo udah ngebayangin bakal panas2an di Monas, keringetan, lepek, bau badan, duuuh alis luntur (untung alis gue asli π), tapi euforia reformasi terasa banget karena kita berdiri bareng2 bersama 3000 massa lainnya. Kalo di shoot pake drone tuh bakal keren banget, Monas jadi lautan biru. Wow π²
Ngomongin soal jalannya acara, untuk acara tahun ini gue ngerasa bangga banget sama si Kodok. Gue bangga sebagai pacarnya dan sebagai massanya. Kenapa? Kondisi ga semulus kulit Tiffany SNSD, bisa dibilang gue cuma cerita yang enak2nya aja di sini (bisa dilaporin ke Pak Rudiantara kalo gue salah ngomong π). Sampe saat ini Kodok cuma punya jabatan di organisasi internal, H-14 dari 12 Mei suasana kampus udah terasa beda, Kodok yang punya tanggung jawab di fakultas selalu mendapat intervensi dan tekanan dari sisi manapun, manapun. Gue yang posisinya punya jabatan di organisasi eksternal juga ngerasain itu. Saat acara berjalan, Kodok sangat menjaga massa fakultasnya. Huhuhu keren ga tuh? π Jujur, mau dia tampil sok keren di forum atau dia tanding karate sampe bonyokin orang, dia baru terlihat sangat mengagumkan saat acara 12 Mei di tahun ini. Powernya dia sebagai pemimpin tuh berasa banget. Wow π± Karena gue tau si Kodok bakal terus2an pusing saat acara, jadi sebelum acara di mulai gue langsung minta fotoan berdua sama dia. Hihihi. Cerita yang paling miris bagi gue adalah H-1 panitia angkatan gue nginep di kampus, nah besok paginya saat acara akan dimulai pun gue ngga mandi, tapi masih ngelap2 pake tissue basah sih. Ya tapi gimana? Gue mandi ngga mandi tetep badai. Realistis. Wkwkwk π Jangan tanya si Kodok mandi atau ngga -___-“ gue tetep bersih2 sebisa gue, abis itu bedakan juga biar keliatan kaya abis mandi. Hehehe. Terus gue pake almet, setelah itu kita berdua selfie. Kita pake kaos yang sama, almet yang sama, jumlah emblem yang sama, yang beda hanya di pin. Dia pake pin dari internal, sedangkan gue pake pin dari eksternal. Sayangnya pas pagi2 itu gue lupa pake slayer, yah kurang kece sih sebenernya. Pokoknya acara tahun depan kalo gue mau fotoan atribut gue harus udah lengkap. Hahaha. Kodok, semoga di acara tahun depan kita masih bareng2 lucu kaya gini yaa ππ
04 June 2016
Behind The Scene Video Ultah Ravi
Berhubung sekarang masih suasana 25 Mei jadi gue mau share soal BTS video ultah. Biar lucu aja dan semoga bisa jadi inspirasi bagi reader.
Pas gue ulang tahun tanggal 17 Januari, Ravi ngasih video ucapan yang isinya ada ucapan dari beberapa temen di kampus. Sebelumnya, maacih ya sayang π nah karna kado lucu yang sebelumnya ga pernah gue terima, gue juga berinisiatif di 25 Mei gue akan ngasih kado yg mirip2 kaya video gitu deh. waktu itu gue masih magang di salah 1 bank bumn, sebut aja Mandiri. di sana gue punya temen magang dari IBS, namanya ka Isna. Gue lumayan suka cerita2 deh sama dia soal Ravi, lebih tepatnya kita setiap hari ngerumpiin cowok masing2, temen, kampus, orang, bahkan cowok orang, wkwk. Yang terakhir bercanda ..
Memasuki Bulan Februari, gue dan Ka isna liat beberapa video ucapan ultah di youtube, sampe akhirnya gue srek sama ide dia yaitu tampilin video2 candid doi. Nah dari situlah gue mulai sering on video, tapi sayangnya hasil video ga pernah sesuai harapan. Setiap gue on video, dia tu selalu sadar dan penyakit pedenya muncul, duuuh mana bisa candid kalo begini teruuss??!! >.< Tapi ternyata videonya ga buruk2 amat dan malah jadi lucu banget akibat kekonyolan dan keanehan dia. Yaampun.
Di suatu malam di Bulan April, Ravi lagi ada schedule ketemu sama salah 1 Ketua BEM (anak acaraaa π). Gue sengaja misah di ujung sana, terus gue share sama Melin dan Lia, gue juga nyampein ke Lia kalo gue minta bantuan cowoknya untuk edit. Udah sempet ngobrol sama cowoknya juga sih tapi akhirnya ga jadi pake jasa dia.
Bulan Mei. Wah cepetnya π¨ Tiba2 udah masuk Bulan Mei aja sedangkan semua video masih mentah, ga tau harus minta editin ke siapa, ga tau harus bikin video apa, ga tau konsep, ga tau tema. Ini berasa kaya jadi Ketua Pelaksana Proker lagi lho serius. Panik njir .. Gue cerita sama Isma karena ga tau harus gimana lagi, Isma nyaranin untuk bikin stop motion karena lagi lucu2nya.
H-7, gue masih mentok sama konsep stop motion. Yaampun udah pusing sama konsep video eh sekarang ditambah pusing sama stop motion π Gue niat ga sih? π Gue coba buat nyusun kata2 sampe gue bingung, akhirnya gue ngehubungin salah 1 temen gue di Filipina, serius ini =_= namanya Trisha, karena dia jago banget Englishnya jadi gue minta bantuan dia untuk ngerapihin grammar gue yg berantakan parah. Alhamdulillah dia responnya cepet, jadi deh tu kata2. H-5 di Hari Sabtu, gue coba bikin tulisannya di kertas HVS. Gue kira mah sebentar ya nulis begituan, Yaampun dua hari gue baru kelar. Parah π₯ Gue minjem tongsisnya Echa buat fotoin otomatis jadi gue ga perlu pegang hp atau minta bantuan orang untuk megangin hp. Gue ngedit stop motion pake PhotoGrid. Untuk kumpulan video juga udah gue satuin dan gue edit sendiri di aplikasi android, gue masih ga srek gara2 logo editornya nongol dan harus bayar 30rb ke Google Play kalo mau logo itu hilang, ngeselin ga tuh? Udah tau gue amatir, ga tau harus pake aplikasi apa, waktu itu mepet, ada aja ya. Ckck.
H-1, apa yang terjadi saudara-saudara?? Video belum mateng. Hmm, gue yang udah terlanjur mateng. Gue nyari lagi aplikasi video editor yang ga ada logonya, dapet tuh. Langsung deh gue abisin di hari itu juga. Video ucapan gue share di akun youtube, bisa liat di
https://youtu.be/XvOKQDk9_C4
Malem abis pulang ngampus, gue sengaja nahan dia biar ga pulang sampe masuk ke jam 00:00 di tanggal 25 Mei. "Bodo amat pokoknya ga boleh pulang!", itu terus yang ada di pikiran gue. Hehe maaf sayang π Nah pas masuk jam 00:00, gue berhasil jadi orang pertama yang ngucapin ultah ke dia. Hihihi π Setelah itu gue tunjukkin deh videonya. Pas dia lagi nonton video, tampangnya kosong banget. Di situ gue nyesel se-nyesel2nya, KENAPA STOP MOTION HARUS PAKE BAHASA INGGRIS? KAN RAVI JADI GA NGERTI πͺ Yaampun gue juga heran kenapa harus pake English, baru sadar kalo Bahasa Inggrisnya Ravi pas2an karna dia lebih fasih pake Bahasa Jerman. Ngakunya si gitu. Hehe.
Makasih buat Ka Isna, Lia, Melin, Isma yang udah jadi temen sharing untuk pembuatan video ini. makasih buat Echa yang udah minjemin tongsisnya. especially thanks for my friend in Philipine, Trisha ^-^ who helped me so much for making the words. thanks guys :)
Itulah pengalaman pertama gue untuk bikin sesuatu yg special, itu proses yang harus dijalani dan inilah hasilnya :)
Sekali lagi, selamat ulang tahun ke 20 untuk kesayangan aku :* semoga makin bertaqwa dan beriman, makin rajin ibadahnya, makin semangat kuliahnya, makin giat kerjanya, makin gigih untuk karatenya, jadi anak yang berbakti dan membanggakan untuk kedua orang tua. semoga jadi komti yang makin bijak, disegani, ucapannya didengar, kehadirannya dilihat, keputusannya berpengaruh baik, jadi kebahagiaan untuk orang2 sekitar, dan semoga kamu selalu jadi alasan aku tersenyum setiap hari π I love you so much π
Happy 20th Birthday My Beloved Ravi Wicaksono
Selamat ulang tahun ke 20 untuk kesayangan aku :* semoga makin bertaqwa dan beriman, makin rajin ibadahnya, makin semangat kuliahnya, makin giat kerjanya, makin gigih untuk karatenya, jadi anak yang berbakti dan membanggakan untuk kedua orang tua. semoga jadi komti yang makin bijak, disegani, ucapannya didengar, kehadirannya dilihat, keputusannya berpengaruh baik, jadi kebahagiaan untuk orang2 sekitar, dan semoga kamu selalu jadi alasan aku tersenyum setiap hari :)
https://youtu.be/XvOKQDk9_C4
https://youtu.be/XvOKQDk9_C4
Subscribe to:
Comments (Atom)